Makalah Manajemen Laboratorium Makalah Kit Giemsa dan Mikroskop
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam bidang mikrobiologi begitu banyak pemeriksaan yang dilakukan
diantaranya yaitupemeriksaan parasit plasmodium penyebab malaria, histologi sel limfoma dalam klasifikasi Kiel. Lebih jauh lagi, bakteri dengan fungi, serta mendeteksi nematoda penyebab filariasis (kaki gajah).
Dalam
bidang mikrobiologi ini sering digunakan
pewarnaan giemsa, tentunya pewarnaan ini menggunakan reagen giemsaa. Aplikasi utama pewarnaan Giemsa adalah sebagai
tehnik standar untuk mewarnai parasit plasmodium penyebab malaria, selain itu tehnik ini juga
digunakan dalam histologi karena mampu mewarnai kromatin, membran inti sel, metachromasia, dan komponel sel lainnya dengan kualitas yang dinilai memuaskan. Selain
itu, tehnik pewarnaan Giemsa juga merupakan tehnik dasar untuk
mengklasifikasikan sel limfoma dalam klasifikasi Kiel. Lebih jauh lagi, tehnik pewarnaan Giemsa juga dapat digunakan untuk
membedakan bakteri dengan fungi. Dalam tampilam mikroskop, hifa milik kapang akan menunjukkan warna ungu atau biru,
setelah dilakukan pewarnaan.Tehnik pewarnaan Giemsa juga umum digunakan untuk
mendeteksi nematoda penyebab filariasis (kaki gajah).
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kini telah banyak ditemukan alat bantu untuk menyelesaikan
permasalahan. Salah satu penemuan itu adalah mikroskop. Mikroskop merupakan
salah satu alat penting dalam kegiatan biologi. Dengan menggunakan mikroskop
kita dapat mengamati dengan jelas benda-benda yang sangat kecil yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang (kurang dari 0.1 mm). Maka dari itu dalam
makalah ini, kami akan membahas tentang kit giemsa dan mikroskop, karena kedua
hal ini sangat erat kaitannya dalam bidang mikrobiologi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan giemsa ?
2.
Apa saja yang tertera
di dalam kit giemsa ?
3.
Apa hal-hal perlu
diketahui tentang mikroskop ?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui yang dimaksud dengan giemsa.
2.
Untuk mengetahui yang
tertera di dalam kit giemsa.
3.
Untuk mengetahui hal-hal tentang mikroskop.
D.
Manfaat
1.
Sehingga dapat dengan
mudah mengetahui yang dimaksud dengan
giemsa.
2.
Sehingga dapat dengan
mudah mengetahui yang tertera di dalam kit giemsa.
3.
Sehingga dapat dengan
mudah mengetahui hal-hal tentang mikroskop.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Giemsa
Giemsa (Giemsa Stain) adalah reagen yang biasa digunakan untuk
pewarnaan giemsa. Pewarnaan giemsa, namanya diambil dari seorang peneliti
malaria yaitu Gustav
Giemsa. Tinta Giemsa tersusun atas campuran pewarna eosin, methylene blue, dan methylene azure. Campuran methylene azure dan methylene blue akan membentuk eosinat yang membuat hasil pewarnaan menjadi lebih stabil.
pewarnaan Giemsa adalah sebagai tehnik standar untuk
mewarnai parasit plasmodium penyebab malaria, selain itu tehnik ini juga
digunakan dalam histologi karena mampu mewarnai kromatin, membran inti sel, metachromasia, dan komponel sel lainnya dengan kualitas yang dinilai memuaskan. Selain
itu, tehnik pewarnaan Giemsa juga merupakan tehnik dasar untuk
mengklasifikasikan sel limfoma dalam klasifikasi Kiel. Lebih jauh lagi, tehnik pewarnaan Giemsa juga dapat digunakan untuk
membedakan bakteri dengan fungi. Dalam
tampilam mikroskop, hifa milik kapang akan menunjukkan warna ungu atau biru,
setelah dilakukan pewarnaan. Tehnik pewarnaan Giemsa juga umum digunakan untuk
mendeteksi nematoda penyebab filariasis (kaki gajah).
B.
Kit Giemsa
Gambar kit giemsa
1. Campuran larutan giemsa
Adapun campuran larutan giemsa adalah sebagai berikut
:
C.I. 45380 2,4 G/l
C.I. 52015 + Azur 4,1 g/l
1.I = 0,99 kg
2. Penyimpanan Giemsa
Giemsa
disimpan di +
15ºC ke + 25ºC. Gunakan hanya baru
saja disiapkan. Spesifikasi berdasarkan
permintaan. Instruksi untuk
digunakan pada internet / berdasarkan permintaan.
3.
Bahaya
Cairan sangat mudah terbakar dan uap. Beracun jika tertelan,
kontak dengan tanda atau terhirup menyebabkan kerusakan organ-organ. Jauhkan
dari panas / percikan api / lidah api / permukaan yang panas. -dilarang
Merokok. Simpan wadah tertutup rapat. Tanah kontainer obligasi dan peralatan
penerima. Kenakan pakaian pelindung. Jika kulit terkena, maka segera cuci
dengan banyak skala air. Jika terhirup,
maka pindahkan korban ke udara segar dan baringkan dengan posisi yang nyaman
untuk bernafas. Jika menjelaskan atau anda merasa tidak sehat, maka segera
telponlah pusat racun atau dokter /tabib. Simpan di tempat yang berventilasi
baik. Tetap tenang.
4.
Mikroskopi
Larutan Giemsa eosin
metilen biru biasanya digunakan untuk pemeriksaan dibawah mikrosko. Larutan
giemsa ini mengandung methanol.
C.
Mikroskop
1.
Pengertian Mikroskop
Mikroskop pertama
kali dikembangkan pada abad ke 16 menggunakan lensa sederhana untuk mengatur
cahaya biasa. Pertama kali perbesaran terbatas kira-kira 10 kali dari ukuran
objek sebenarnya. Setelah mengalami perbaikan akhirnya perbesaran bisa mencapai
270 sampai 400 kali.
Penemu sel dalam
susunan organisme adalah bersamaan dengan munculnya pemakaian mikroskop, yaitu Mikroskop Cahaya ( mikroskop yang
sering digunakan dalam biologi ), okuler baik yang berlensa tunggal atau
dikenal dengan nama Mikroskop Monokuler
maupun yang berlensa ganda atau yang dikenal dengan nama Mikroskop Binokuler. Sesungguhnya
untuk meneliti sejarah pemakaian mikroskop dengan perbaikan-perbaikan yang
sangat sulit.
Dapat dianggap bahwa
penemuan alat-alat optik yang pertama adalah sudah merupakan pangkal penemuan
dari mikroskop. Penggunaan sifat-sifat optik suatu permukaan yang melengkung
sudah dilakukan oleh Euclid (
3000SM ), Ptolemy ( 127-151 ),
dan oleh Alhazan pada awal abad
ke-11, tetapi pemakaian praktis alat pembesaran optik belum dilakukan. Baru
pada abad ke-16, Leonardo da Vinci dan
Maurolyco mempergunakan lensa
untuk melihat benda-benda yang kecil.
Kakak beradik pembuat
kaca mata bangsa Belanda yang bernama Zachary
dan Francis Jansen pada tahun
1590 menemukan pemakaian dua buah lensa cembung dalam sebuah tabung. Penemuan
ini dianggap sebagai prototip dari mikroskop. Tahun 1610 Galileo dengan kombinasi beberapa
lensa yang dipasang dalam sebuah tabung timah untuk pertama kalinya berhasil
digunakan sebagai sebuah mikroskop sederhana.
Tahun 1632-1723,
Anthony van Lauwenhoek dapat membuat lensa-lensa dengan perbesaran yang
memuaskan untuk melihat benda-benda yan kecil. Walaupun demikian terdapat
keterbatasan kemampuan sebuah mikroskop dalam daya urainya. Hal tersebut
terlihat jelas dalam sebuah rumus yang ditemukan oleh Abbe pada abad yang lalu.
Dari keterbatasan
daya urai sebuah mikroskop, apabila dianalisis dengan menggunakan rumus Abbe,
ternyata tidak terlalu dipengaruhi oleh lensa mikroskop, melainkan dipengaruhi
oleh panjang gelombang cahaya yang dipakai. Pada awal abad ke-17 telah
ditemukan mikroskop dengan bentuk lensa tunggal. Cara menggunakan mikroskop ini
adalah dengan meletakkan objek yang diperiksa pada ujung jarum dan sisi lain
lensa dibawa kedekat mata. Dengan menekan atau mengendorkan jarum didepan
lensa, maka akan diperoleh titik fokusnya.
Setelah kemajuan
dalam bidang teknologi maka bermuncullanlah berbagai tipe mikroskop modern.
Mikroskop modern meliputi mikroskop cahaya, mikroskop ultraviolet, mikroskop
fluerense, mikroskop elektron, dan mikroskop akustik.
Kata mikroskop bersal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil
dan scropos yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa
mikroskop adalah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mata telanjang. Alat utama dalam mikroskop yang digunakan untuk
mengamati adalah lensa objektif dan lensa okuler. Dalam mikroskop baik lensa
objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis
besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat
semu, tebalik dan diperbesar terhadap posisi benda mula- mula.
2.
Bagian-Bagian Mikroskop dan Fungsinya
Adapun bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya yaitu
sebagai berikut :
a)
Lensa okuler
Letaknya dekat dengan mata dan
berfungsi untuk memperbesar bayangan object.
b)
Lensa objektif
Letaknya dekat dengan object
dan berfungsi untuk memperbesar bayangan object.
c)
Diafragma
berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
d)
Reflector atau kaca
Berfungsi untuk memantulkan
cahaya yang masuk dan mengenai lensa objectif.
e)
Makrometer
Berfungsi menaikturunkan tubus
mikroskop secara cepat agar diperoleh fokus bayangan objek yang tepat.
f)
Micrometer
Berfungsi untuk mencari
bayangan yang paling jelas.
g)
Revolver
Berfungsi untuk memilih lensa
objektif yang dikehendaki.
h)
Meja objek
Berfungsi untuk meletakkan
objek yang akan diamati.
i)
Penjepit (klip)
Berfungsi untuk menjepit kaca
objek yang akan diamati agar tidak bergeser.
3.
Jenis – Jenis Mikroskop
Adapun jenis-jenis
mikroskop yaitu sebagai berikut :
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali.
Mikroskop jenis ini memiliki tiga lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler,
dan kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop ada yang berlensa tunggal (monokuler)
atau ganda (binokuler). Lensa kondensor berperan untukmenerangi objek dan lensa-lensa
mikroskop lain. Dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah
maksimal.
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu
kali. Elektron digunakansebagai pengganti cahaya. Ada dua tipe pada mikroskop
elektron, yaitu mikroskop elektroscanning (SEM) dan mikroskop elektron
transmisi (TEM).
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya
bisa digunakan untuk benda yang relatif besar dengan perbesaran 7 hingga 30
kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat terlihat secara tiga dimensi.
Komponen pada mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya.
Perbedaannya pada ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kia dapat melihat bentuk tiga
dimensi benda yang diamati.
4.
Prinsip Kerja Mikroskop
Prinsip kerja
mikroskop adalah obyek ditempatkan di ruang dua lensa obyektif sehingga
terbentuk bayangan nyata terbalik dan diperbesar. Lensa okuler mempunyai peran
seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan yaitu
dengan mata tak berakomodasi atau dengan mata berakomodasi maksimum. Pilihan
jenis pengamatan ini dapat dilakukan dengan cara menggeser jarak benda terhadap
lensa obyektif yang dilakukan dengan tombol soft adjustment (tombol halus yang
digunakan untuk menemukan fokus). Berikut adalah tahapan dari prinsip kerja
mikroskop.
a) Sinar lampu
atau pantulan dari sinar matahari diterima oleh cermin.
b) Kemudian
sinar diteruskan ke kondensor kaca benda pada bahan yang diperiksa.
c) Sinar masuk
lensa benda dipantulan oleh prisma.
d) Kemudian
sinar melewati lensa mata dan terlihat oleh mata.
e) Lensa
objektif menghasilkan bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif.
5.
Cara penggunaan
mikroskop
a)
Cara menggunakan
mikroskop
·
Letakkan diatas meja yang statis dan rata.
·
Sambungkan saklar ke sumber listrik.
·
Tekan tombol
ON.
·
Letakkan sediaan di atas meja benda.
·
Atur kondesor dan diafragma sesuai lensa objektif yang
digunakan
§ Jika
menggunakan lensa objektif 10 X maka kondensor rapat ke bawah dan diafragma
tertutup.
§ Jika lensa
objektif 40 X maka kondensor agak ke tengah dan diafragma setengah terbuka.
§ Jika
menggunakan lensa objektif 100 X maka kondensor rapat ke atas dan diafragma
terbuka.
·
Putar makrometer untuk mencari lapangan pandang.
·
Fokuskan dengan menggunakan mikrometer sehingga
kelihatan gambar yang jelas.
·
Setelah selesai pemeriksaan mikroskop dimatikan dengan
cara meneka tombol OFF dan simpan pada tempat yang telah disediakan.
6.
Pemeliharaan
Mikroskop
Pemeliharaan
mikroskop dapat dilakukan dengan cara
berikut :
a) Mikroskop
harus selalu dalam keadaan bersih dan bebas debu.
b) Jika selesai
dipakai, lensa 10 X dan 40 X serta lensa okuler dibersihkan dengan tissue
pembersih lensa.
c) Jika
menggunakan lensa 100 X (oil emersi) bersihkan dengan menggunakan xilol.
d) Jika tidak
dipergunakan mikroskop disimpan dalam lemari mikroskop dan ditutup dengan kain.
e) Pada saat
mengangkat mikroskop hendaknya digunakan kedua tangan, satu tangan memegang
lengan mikroskop dan tangan yang lain untuk menyangga bagian dasar mikroskop.
f) Pada
pemakaian mikroskop dipilih posisi yang nyaman dan perlu dipertimbangkan
faktor-faktor kemungkinan terjadinya getaran, intensitas cahaya yang datang,
ketinggian meja harus sesuai dengan pekerja.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan rumusan masalah
yang ada yaitu sebagai berikut :
1. Giemsa (Giemsa Stain) adalah reagen yang biasa digunakan untuk
pewarnaan giemsa. Pewarnaan giemsa, namanya diambil dari seorang peneliti malaria
yaitu Gustav
Giemsa. Tinta Giemsa tersusun atas campuran pewarna eosin, methylene blue, dan methylene azure. Campuran methylene azure dan methylene blue akan membentuk eosinat yang membuat hasil pewarnaan menjadi lebih stabil.
2. Dari kit giemsa kita dapat mengtahui tentang
campuran larutan giemsa, penyimpananya serta bahaya larutan giemsa. Dimana giemsa merupakan cairan yang sangat mudah terbakar dan uap. Beracun
jika tertelan, kontak dengan tanda atau terhirup menyebabkan kerusakan
organ-organ.
3. Adapun hal-hal yang dapat diketahui tentang
mikroskop yaitu sebagai berikut :
a)
Kata mikroskop bersal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil
dan scropos yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa
mikroskop adalah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat
dengan mata telanjang.
b)
Bagian-bagian dari mikroskop yaitu terdiri dari lensa okuler, lensa objektif, diafragma, reflector atau kaca, makrometer, micrometer, revolver objek, meja objek, penjepit (klip).
c)
Jenis-jenis mikroskop terdiri dari mikroskop cahaya, mikroskop stereo,
dan mikroskop elektron.
d)
Prinsip kerja mikroskop yaitu sinar lampu atau pantulan dari sinar
matahari diterima oleh cermin. Kemudian sinar diteruskan ke kondensor kaca
benda pada bahan yang diperiksa. Sinar masuk lensa benda dipantulan oleh
prisma. Kemudian sinar melewati lensa mata dan terlihat oleh mata. Dan lensa
objektif menghasilkan bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif.
e)
Penggunaan mikroskop dapat dilakukan seperti prosedur
pada halaman 8. Jika menggunakan lensa objektif 10 X maka kondensor rapat ke
bawah dan diafragma tertutup. Jika lensa objektif 40 X maka kondensor agak ke
tengah dan diafragma setengah terbuka. Jika menggunakan lensa objektif 100 X
maka kondensor rapat ke atas dan diafragma terbuka.
f)
Pemeliharan mikroskop dapat dilihat pada halaman 9. Intinya yaitu mikroskop
harus selalu bersih dan bebas debu, penggunaanya pun harus sesuai prosedur yang
ditetapkan.
B.
Saran
Disarankan kepada
seluruh mahasiswa analis kesehatan ataupun petugas analis kehatan agar dapat
mengetahui dan memahami tentang giemsa serta mikroskop, karna kedua komponen
ini sangat menunjang dalam menegakan diagnosa terhadap pemeriksaan mikroskopi
0 Response to "Makalah Kit Giemsa dan Mikroskop"
Post a Comment