BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Histopatologi merupakan cabang biologi yang mempelajari kondisi dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit. Teknik pemeriksaaan histopatologi berguna untuk
mendeteksi adanya komponen patogen yang bersifat infektif melalui pengamatan
secara mikroanatomi. Histopatologi sangat penting dalam kaitan dengan diagnosis penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penegakan
diagnosis adalah melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang diduga
terganggu.
Jaringan
merupakan sekumpulan sel yang tersimpan dalam suatu kerangka struktur atau
matriks yang mempunyai suatu kesatuan organisasi yang mampu mempertahankan
keutuhan dan penyesuaian terhadap lingkungan diluar batas dirinya.Ilmu yang
mempelajari tentang jaringan disebut histologi.Jaringan
berkelompok bekerja bersama melaksanakan fungsi tertentu membentuk suatu organ,
misalnya organ jantung, dan hati.Beberapa jaringan organ bekerja bersama
melaksanakan fungsi tertentu membentuk sistem organ, misalnya sistem
pencernaan, sistem transportasi, dan sistem reproduksi.Jaringan, organ, dan
sistem organ bersama-sama membentuk tubuh organisme.
Kami membuat makalah ini untuk lebih
memahamai tentang histologi dan jaringan agardapat dilakukan proses diagnosis yang benar akan dapat ditentukan jenis
penyakitnya sehingga dapat dipilih tindakan preventif dan kuratif.
B. Rumusan masalah
1.
Apakah
yang dimaksud dengan histologipatalogi ?
2.
Apa
saja pembagian histologi ?
3.
Apa
sajakah kelainan jaringan yang terjadi pada manusia?
4.
Bagaimana
tehnik pemeriksaan jaringan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian
histologipatologi
2. Untuk mengetahui pembagian histologi
3. Untuk mengetahui kelainan jaringan
yang terjadi pada jaringan manusia
4. Untuk mengetahui tehnik pemeriksaan
jaringan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
histopatologi
Histopatologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang histologi dan hubungannya dengan penyakit.Istilah histologi
berasal dari bahasa yunani histos artiya jaringan dan logos artinya ilmu.Histologi
adalah bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail
menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Histologi
dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.Akar kata Yunani histo
dapat di terjemahkansebagai ‘jaringan’ atau ‘jaring’ karenakebanyakan jaringan
merupakan jarringfilamen dan serat yang saling terjalin, baikselular maupun non
selular, dengan lapisanmembranosa.
Jaringan dibentuk oleh dua
komponenyang saling berinteraksi yaitu sel danmatriks ekstrasel. Matriks
ekstrasel terdiri atas banyak jenis
molekul, dan kebanyakandiantaranya sangat rumit dan membentukstruktur kompleks,
seperti serabut danmembrane basal. Fungsi matriks ekstrasel iniadalah sebagai penunjang
mekanis bagi sel-sel, mengangkut nutrient ke sel-sel, danmembawa katabolit dan
produk sekresi.Walaupun menghasilkan matriks ekstrasel,sel tersebut di
pengaruhi dan kadang di aturoleh molekul-molekul matriks.Sehinggaterdapat
semacam interaksi intensif antarasel-sel dan matriks.Setiap jaringan dibentuk
oleh beberapajenis sel dan secara khas oleh asosiasi seldan matriks ekstrasel
yang spesifik. Asosiasiyang khas ini akan mempermudahpengenalan sejumlah besar
subtype jaringan.
kebanyakan organ dibentuk oleh
kombinasibeberapa jenis jaringan, kecuali susunansaraf pusat, yang hampir
seluruhnya terdiriatas jaringan saraf. Kombinasi yang tepatdari
jaringan-jaringan tersebutmemungkinkan berfungsinya setiap organdan organisme
secara keseluruhan.Ukuran sel dan matriksnya yang kecilmenyebabkan histology
bergantung padapenggunaan mikroskop.Kemajuan di bidangkima, biologi molecular,
fisiologi, imunologidan patologi serta interaksi di antara bidang-bidang
tersebut sangat penting untukmemperoleh pengetahuan yang lebih baikdibidang
bilogi jaringan.
Histopatologi
sangat penting dalam kaitan dengan diagnosis penyakit karena salah satu
pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah melalui hasil pengamatan terhadap
jaringan yang didu.ga
terganggu.Histopatologi sangat penting dalam kaitan dengan diagnosis penyakit
karena salah satu pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah melalui hasil
pengamatan terhadap jaringan yang diduga terganggu.Histopatologi dapat
dilakukan dengan mengambil sampel jaringan (misalnya seperti dalam penentuan
kanker payudara) atau dengan mengamati jaringan setelah kematian terjadi.Dengan
membandingkan kondisi jaringan sehat terhadap jaringan sampel dapat diketahui
apakah suatu penyakit yang diduga benar-benar menyerang atau tidak. Bidang
biologi ini amat berguna dalam keakuratan diagnosis tumor dan berbagai penyakit
lain yang sampelnya memerlukan pemeriksaan histologis.
Histologi
sangat diperlukan dalam mempelajari struktur jaringan normal suatu organ atau
alat tubuh lain baik struktur anatomi maupun fisiologi. Merupakan hal yang
sangat penting dalam mengenali suatu kondisi patologi yang merupakan akibat
suatu penyakit dan perubahan-perubahan seluler.
Struktur
jaringan normal atau abnormal dapat dipelajari dengan mikroskop dalam bentuk
preparat jaringan. Preparat ini dibuat melalui proses pengolahan jaringan
sampai didapatkan preparat yang telah diwarnai. Struktur histologi dapat
terlihat dengan jelas sehingga memudahkan pembacaan jaringan. Pembuatan
preparat sediaan histologi dilakukan melalui beberapa tahap yaitu persiapan,
pengolahan, pengirisan dan pewarnaan jaringan
B. Pembagian
histologi
Histologi
terbagi atas 2 yaitu histologi umum mencakup kajian tentang jaringan dasar yang
terdapat pada tubuh serta histologi khusus atau histologi organ mencakup struktur
histologi organ-organ tubuh
Ø
Histologi
umum
1.
JaringanEpitel
Jaringan epitel
terdiri dari kumpulan sel-sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk
suatu lembaran, maka disebut sebagai membran epitel atau disingkat sebagai
epitel saja untuk membedakan dengan epitel kelenjar.Adhesi diantara sel-sel ini
sangat kuat, membentuk lembaran sel yang menutupi permukaan tubuh dan membatasi
atau melapisi rongga-rongga tubuh. Jaringan epitel tidak memiliki substansi
interseluler dan cairannya sangat sedikit
2.
Jaringan
pengikat
Jaringan
pengikat dapat disebut juga connective tissue, jaringan penyokong atau anyaman
penyokong.
3.
Kartilago
Sel kartilago
terdiri dari kondrosit dan kondroblasl.Serat dan substansi dasar membentuk
substansi interselular atau matriks. Matriks merupakan suatu wujud kaku bahkan
keras, yang substansi dasarnya terdiri atas proteoglikans yang mengandung kondroitin
sulfat untuk kartilago
4.
Tulang
Tulang adalah
jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen
ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid. Osteoid ini
termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi
kaku dan kuat.
5.
Darah
Darah merupakan
suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma di dalam cairan yang disebut
Plasma.Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam
arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi
interseluler yang berbentuk plasma.
6.
Otot
Jaringan in terutama terdiri dari
sel-sel yang berfungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh pda umumnya
selnya berbentuk memanjang bahkan dapat berbentuk sebagai serabut yang dapat berubah
memendek.
Ø
Histologi
khusus
1.
Kulit
Integumen atau kulit merupakan jaringan yang menutupi
permukaan tubuh,yang terdiri atas 2 lapisan :
·
Epitel
yang disebut epidermis
·
Jaringan
pengikat yang disebut dermis atau corium
2.
Kardiovaskular
Kata
kardiovaskular berasal dari awalan cardi(o) yaitu bentuk gabung yang
menunjukkan hubungan dengan jantung atau dengan orificium cardiac atau bagian lambung
dan kata vascular yang berarti berkenaan dengan pembuluh, khususnya pembuluh
darah; disebut juga vassal, atau berarti yang mempunyai pasokan darah yang
kaya.
3.
Organ
limfoid
Limfosit
terdapat sebagai sel yang berada di dalam darah, limfe, jaringan pengikat dan
epitel, terutama dalam lamina propria tractus respiratorius dan tractus
digestivus, limfosit terlihat bersama dengan plasmasit dan makrofag sebagai
kumpulan yang padat dalam jaringan pengikat longgar.
4.
System
Respirasi
Dalam
melaksanakan proses Metabolisme, oleh hewan dan manusia dibutuhkan oksigen..
System respirasi berfungsi untuk mengambil oksigen dan membuang karbondioksida,
yang keduanya diangkut dari dan ke tubuh
5.
System
Pencernaan
Sistem
Pencernaan dari Mulut Sampai Esofagus.Fungsinya untuk mendapatkan
metabolit-metabolit dari makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk
memenuhi kebutuhan energi tubuh.Molekul-molekul makanan yang besar seperti
protein, lemak, karbohidrat dan asam nukleat diuraikan menjadi molekul-molekul
kecil yang mudah diserap melalui dinding saluran cerna.Air, vitamin dan mineral
juga diserap dari makanan hasil pencernaan.
C.
Kelainan jaringan pada manusia
Kelainan pada jaringan Manusia :
1.
Kelainan
pada jaringan epitelium
Ø
Osteoartitis
Pada penderita Osteoartitis
biasanya bermula dari kelainan pada sel-sel yang membentuk komponen tulang
rawan, seperti kolagen (serabut protein yang kuat pada jaringan ikat), dan
proteoglikan (bahan yang membentuk daya lenting pada tulang rawan).Akibat dari
kelainan pada sel-sel tersebut, tulang rawanakhirnya menipis dan membentuk
retakan-retakan pada permukaan sendi. Rongga kecil akan terbentuk di dalam
sumsum dari tulang di bawah tulang rawan tersebut, sehingga tulang yang
bersangkutan menjadi rapuh. Tubuh kita akan berusaha untuk memperbaiki
kerusakan tersebut. Tetapi perbaikan yang dilakukan oleh tubuh mungkin tidak
memadai, mengakibatkan timbulnya benjolan pada pinggiran sendi (osteofit) yang
terasa nyeri.
Pada akhirnya
permukaan tulang rawan akan berubah menjadi kasar dan berlubang-lubang sehingga
sendi tidak lagi bisa bergerak secara halus. Semua komponen yang ada pada sendi
(tulang, kapsul sendi, jaringan sinovial, tendon, dan tulang rawan) mengalami
kegagalan dan terjadi kekakuan sendi.
Penyebab pasti
dari terjadinya semua kelainan ini sampai saat ini masih belum diketahui secara
pasti. Tetapi ada beberapa faktor risiko yang memungkinkan seseorang untuk
menderita osteoartritis, yaitu:
o
Umur
Kemungkinan seseorang mengidap
osteoartritis makin bertambah seiring dengan bertambahnya usia seseorang.
o
Berat
badan
Makin tinggi berat badan seseorang,
makin besar kemungkinan seseorang untuk menderita osteoartritis.Hal ini
disebabkan karena seiring dengan bertambahnya berat badan seseorang, beban yang
diterima oleh sendi pada tubuh makin besar. Trauma pada sendi atau penggunaan
sendi secara berlebihan, Orang-orang yang pekerjaanya berhubungan dengan
aktivitas yang membutuhkan pengulangan gerakan secara terus menerus, seperti
atlet, operator mesin, mempunyai risiko tinggi untuk menderita osteoartritis.Kelemahan pada otot
Kelemahan pada otot-otot di
sekeliling sendi dapat menyebabkan terjadinya osteoartritis.Penyakit lain yang
dapat mengganggu fungsi dan struktur normal pada tulang rawan seperti rematoid
artritis, hemokromatosis, gout, akromegali, dan sebagainya
2.
Kelainan
Jaringan Ikat
Ø
Sindroma
Ehlers-Danlos
Pada penyakit
tertentu, misalnya sindroma Ehlers-Danlos, terdapat kolagen (serat protein yang
kuat di dalam jaringan ikat) yang lemah.Kolagen mengelilingi dan menyokong pembuluh
darah yang melewati jaringan ikat, karena itu kelainan pada kolagen bisa
menyebabkan pembuluh darah sangat peka terhadap robekan.Tidak ada pengobatan
khusus, penderita sebaiknya menghindari cedera dan jika terjadi perdarahan
harus segera diatasi.Penyebab tidak terjadinya bekuan darah, adalah sebagai
berikut :
1)
Trombositopenia : konsentrasi
trombosit yang rendah di dalam darah
2)
Penyakit von Willebrand : trombosit
tidak melekat pada lubang di dinding pembuluh darah
3)
Penyakit trombosit herediter : trombosit
tidak melekat satu sama lain untuk membentuk suatu sumbatan
4)
Hemofilia : tidak ada faktor
pembekuan VII atau IX
5)
DIC (disseminated intravascular
coagulation) : kekurangan faktor pembekuan karena pembekuan yang berlebihan.
Ø
Hipohidrotik
Ectodermal
Kebanyakan
kasus hipohidrotik ectodermal displasia disebabkan oleh mutasi pada gen EDA
yang diwariskan dalam kromosom X resesif. Karena peyakit ini dibawa oleh
kromosom X, maka penderitanya lebih banyak terjadi pada kaum laki-laki yang
hanya memiliki satu kromosom X sedangkan pada perempuan harus terjadi di dua
kromosom X nya.
Pada perempuan,
jika hanya satu kromosom saja yang bermutasi maka dirinya menjadi carrier
(pembawa gen). Sekitar 70 persen kasus yang terjadi adalah pembawa gen
(carrier)dengan adanya tanda-tanda atau gejala yang ringan seperti beberapa
gigi yang hilang atau tidak normal, rambut tipis dan beberapa masalah fungsi
kelenjar keringat.
Kasus yang
paling banyak tejadi adalah orangtuanya sebagai pembawa gen dan tidak menyadari
bahwa dirinya adalah individu dengan kelainan kromosom karena tidak menunjukkan
gejala atau tanda.
Penyakit ini
bisa dideteksi sejak masih bayi dengan menunjukkan 3 gejala, yaitu:
1)
Hipotrichosis, yaitu memiliki rambut
yang tipis atau ringan dan berpigmen.
2)
Hipohidrosis, yaitu berkurangnya
kemampuan untuk berkeringat serta sering mengalami suhu panas dalam tubuh
(hipertermia).
3)
Hipodontia, yaitu gigi lebih kecil
dari ukuran rata-rata, mengembangkan 9 gigi permanen terutama taring dan
geraham serta melakukan pemeriksaan radiografi gigi.
Sampai saat ini belum ada pengobatan
khusus yang bisa diberikan untuk penderita gangguan ini. Tapi pasien bisa
melakukan beberapa perawatan seperti:
a) Membasuh
tubuh dengan air dingin atau semprotan air untuk menjaga agar suhu tubuh tetap
normal.
b) Usahakan
untuk tinggal di daerah dengan iklim yang lebih dingin.
c) Menggunakan
rambut dan gigi palsu untuk memperbaiki penampilan.
d) Menggunakan
air mata buatan untuk mencegah terjadinya kekeringan dan robeknya selaput mata.
e) Menggunakan
semprotan hidung saline untuk menghilangkan kotoran dan mencegah infeksi.
3.
Kelainan
pada Jaringan Saraf
Kelainan atau
penyakit pada sistem regulasi meliputi saraf, endokrin dan pengindraan.
Kelainan penyakit antara lain:
1)
Radang dingin, yaitu aliran darah
tidak sampai pada bagian tubuh yang terserang sehingga bagian tubuh itu dapat
mati.
2)
Epilepsi, yaitu suatu keadaan, bukan
suatu penyakit, serangan muncul jika otak, atau bagian dari otak tiba-tiba
berhenti bekerja sebagaimana mestinya selama beberapa saat.
3)
Nyeri, yaitu perasaan tidak enak
yang mengisyaratkan kepada kita tentang adanya cedera pada tubuh kita.
4)
Eksem, yaitu sejenis gangguan pada
kulit, bagian kulit yang terkena eksem akan melepuh, kering dan pecah-pecah dan
timbul benjolanbenjolan kecil.
4.
Kelainan
pada jaringan otot
Gangguan pada
Sistem Otot, otot berperan penting dalam aktivitas gerak manusia sehingga
gangguan pada otot akan mempengaruhi aktivitas gerak. Gangguan pada otot dapat
terjadi dalam beberapa bentuk seperti berikut ini:
Ø
Atrofi
Atrofi
merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan
untuk berkontraksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh penyakit
poliomielitis yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus ini
menyebabkan kerusakan saraf yang mengkoordinasi otot ke anggota gerak bawah.
Ø
Hipertrofi
Hipertrofi
merupakan otot yang berkembang menjadi lebih besar dan kuat.Hipertrofi
disebabkan aktivitas otot yang kuat sehingga diameter serabut-serabut
otot membesar
Ø
Hernia
abdominalis
Hernia
abdominalis merupakan sobeknya dinding otot abdominal sehingga usus memasuki
bagian sobekan tersebut
Ø
Tetanus
Tetanus
merupakan otot yang mengalami kekejangan karena secara terus-menerus
berkontraksi sehingga tidak mampu lagi berkontraksi. Tetanus disebabkan luka
yang terinfeksi oleh bakteri Clostridium tetani.
Ø
Distrofi
otot
Distrofi otot
merupakan penyakit kronis yang menyebabkan gangguan gerak.Penyakit ini
merupakan penyakit yang disebabkan adanya cacat genetik.
Ø
Miastenia
gravis
Miastenia
gravis merupakan otot yang secara berangsur-angsur melemah dan menyebabkan
kelumpuhan. Penyakit ini disebabkan oleh hormon tiroid dan sistem
imunitas yang tidak berfungsi dengan normal.
D.
Tehnik pemeriksaan jaringan
Teknik histopatologi merupakan suatu
cara yang dilakukan untuk melihat perubahan metobolisme dari perubahan jaringan
yang terjadi. Aplikasinya diawali dengan pembuatan preparat dengan menipiskan
sel jaringan dari organ-organ tubuh. Untuk itu jaringan halus dapat ditanam
pada parafin dengan pembekuan, selanjutnya jaringan dipotong. Prasyarat untuk
mendapatkan histopatologi dan histokimia yang tepat dapat diperoleh dengan
mengamati preparat dibawah mikroskop elektron. Preparat dari histopat mempunyai
tanda spesifik yang terlihat dari jaringan sel dan struktur jaringan akibat
serangan patogenisitas.
Berikut perlengkapan yang digunakan
dalam teknik histopatologi :
1. Alas dari bahan kayu/plastik untuk pemotong jaringan.
2. Scalpel untuk memotong jaringan menjadi ukuran lebih kecil.
3. Pensil dan kertas untuk memberi tanda/kode jaringan.
4. Cassette berukuran kurang lebih 3 x 4 x 1 cm untuk menaruh
jaringan setelah dipotong kecil-kecil.
5. Tabung gelas berukuran 500- 1000 cc sebanyak kurang lebih
10 buah untuk proses dehidrasi, clearing dan bloking dengan parafin.
6. Microtome untuk memotong jaringan setebal 4-7 um.
7. Waterbath untuk mengembangkan hasil potongan jaringan yang ditaruh
diobyek gelas.
8. Mesin pemanas (incubator
temp 56oC – 60oC) untuk mencairkan parafin selama proses
blocking.
9. Kulkas untuk menyimpan bahan kimia dan menyimpan hasil
blocking.
10. Gelas obyek dan gelas penutup (cover).
11. Light/ compound mikroskop.
Adapun tahapan teknik histopatologi adalah sebagai
berikut :
1.
Fiksasi:bertujuan agar jaringan diusahakan mati secepatnya
sehingga tidak terjadi perubahan pasca mati (autolisis post mortem) sehingga
struktur jaringan sampel dapat dipertahankan seperti saat sampel masih hidup.Rumus
yang digunakan untuk memonitor fiksasi baik atau buruk diuji dengan rumus:
d
= k √t
d
= ketebalan jaringan (mm)
t
= waktu yang dibutuhkan/tersedia
k
= ketetapan daya fiksir dari atas dan bawah (2 X ketetapan masing-masing
fiksasi)
Ketetapan
fiksasi formalin 10% = 0.78
2.
Preparasi organ atau jaringan target dari sampel :Seluruh organ target dalam pemeriksaaan dimasukkan dalam embedding cassete.
3.
Dehidrasi :Tahap ini merupakan proses menarik air dari jaringan
dengan menggunakan bahan kimia tertentu.
4.
Clearing :Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan bahan kimia
dehidrasi sehingga contoh sampel menjadi transparan.
5.
Infiltrasi :Teknis histologi ini untuk menyusupkan paraffin ke dalam
jaringan sampel untuk menggantikan xylol yang telah hilang, sehingga sampel
tidak rusak waktu pemotongan dengan mikrotom.
6.
Teknik embedding :Sampel yang sudah diiris pada bagian yang mengalami
perubahan dimasukkan kedalam cassete embedding yang sudah diberi label dengan
menggunakan pensil.
7.
Pemotongan :Pemotongan dilakukan dengan menggunakan mikrotom dengan
ketebalan irisan 4-6 um.
8.
Pewarnaan jaringan dan sediaan preparat :Pewarnaan ini dipergunakan dengan
teknik pewarnaan ganda haematoksilin dengan eosin.
9.
Pengamatan :Pengamatan hasil untuk diagnosis dengan metode komparasi
dibawah mikroskop cahaya pada pembesaran 100-1000 x
Foto
: cetakan yang telah diisi jaringan dan paraffin
Foto : Mikrotom
Foto : Preparat/sediaan histologi
Gambar
histopatologi pada lesi Lupus Eritematosus Diskoid (LED)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Histologi
adalah bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail
menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Histologi
dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.
Histologi
terbagi atas 2 yaitu histologi umum mencakup kajian tentang jaringan dasar yang
terdapat pada tubuh serta histologi khusus atau histologi organ mencakup struktur
histologi organ-organ tubuh.
Kelainan
yang terdapat pada jaringan manusia diantaranya pada jaringan epitelium adalah
osteoartitis. Contoh kelainan pada jaringan ikat yaitu sindroma
Ehlers-Danlos, hipohidrotik ectodermal. Adapun contoh dari kelainan pada
jaringan saraf yaitu radang dingin, epilepsy, nyeri, dan eksem.Selain itu, ada
juga contoh kelainan dari jaringan otot yaitu atrofi, hipertrofihernia
abdominalis, tetanus, distrofi otot, dan miastenia gravis.
Teknik
histopatologi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk melihat perubahan
metobolisme dari perubahan jaringan yang terjadi. Aplikasinya diawali dengan
pembuatan preparat dengan menipiskan sel jaringan dari organ-organ tubuh.
B.
Saran
Sebagai analis kesehatan yang
professional tentunya kita harus mengetahui perjalanan patologi yang terjadi
pada jaringan tubuh manusia serta sebaiknya kita juga sebagai tenaga kesehatan
dapat mengetahui gejala gelala yang
timbul akibat dari kelainan jaringan sehingga diagnosa dapat ditegakan
dengan tepat tampa melakukan kesalah.
DAFTAR PUSTAKA
Subowo,prof.2009.histologi umum.
Sagung seto.bandung
0 Response to "Makalah Histopatologi"
Post a Comment