BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Seiring
dengan kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang
kesehatan yang modern dan canggih dalam penanganan kesehatan baik secara
kuratif, promotif, rehabilitative, dan preventif sangat memberikan manfaat bagi
manusia. Dengan berkembangnya pengetahuan teknologi kesehatan, hal ini tidak
lepas dari pengaruh penyakit yang menyerang manusia dengan latar belakang yang
berbeda sehingga perlunya pembaharuan secara berkelanjutan demi terealisasinya
upaya kesehatan.
Bakteri
dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara,
dalam simbiosis dengan
organisme lain maupun sebagai agen parasit(patogen),
bahkan dalam tubuh manusia.
Pemeriksaan urine merupakan
pemeriksaan yang menggunakan bahan atau specimen urine. Pemeriksaan pada urine
dapat menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh seseorang. Oleh sebab
itu dalam makalah ini kami akan membahas bagaimana proses pengumpulan urine.
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat
terjadinya proses penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan
berupa urine (air kemih).
Dalam makalah ini akan dibahas kelompok
bakteri yang terdapat pada sistem urinaria.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan bakteri?
2. Bagaimana
morfologi bakteri?
3. Apa
yang dimaksud dengan sistem urinaria?
4. Jelaskan
kelompok bakteri yang terdapat pada sistem urinaria?
5. Penggolongan
bakteri yang terdapat pada sistem urinaria?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan bakteri.
2. Untuk
mengetahui bagaimana morfologi bakteri.
3. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem urinaria.
4. Untuk
mengetahui kelompok bakteri yang terdapat pada sitem urinaria.
5. Untuk
mengetahui pengolongan bakteri yang terdapat pada sitem urinaria.
D.
Manfaat
1. Sehingga
mempermudah mengetahui apa yang dimaksud dengan bakteri.
2. Sehingga
mempermudah mengetahui bagaimana morfologi bakteri.
3. Sehingga
mempermudah mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem urinaria.
4. Sehingga
mempermudah mengetahui kelompok bakteri yang terdapat pada sistem urinaria.
5. Untuk
mengetahui penggolongan bakteri yang terdapat pada sistem urinaria.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
bakteri
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti
sel.Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil
(mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa
kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit,
sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif
sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka
sel, dan organel-organel
lain seperti mitokondria dan kloroplas.Hal
inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.
Bakteri
dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai
agen parasit(patogen), bahkan dalam
tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada
bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita.
Mereka umumnya memiliki dinding sel,
seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan
bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil
(mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Bakteri,
berasal dari kata Latin, bacterium
(jamak, bacteria); adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka
sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal),
dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel,
sitoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
Bakteri
adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar (berada
di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak
patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya
berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter
(Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan
jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang
bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela
kelompok lain.
Bakteri
sering dikaitkan sebagai penyebab penyakit manusia dan hewan (seperti
Leptospira, yang menyebabkan penyakit serius ternak). Namun, beberapa bakteri,
Actinomycetes, menghasilkan antibiotik seperti streptomisin dan nocardicin;
yang lainnya hidup bersimbiosis dengan hewan (termasuk manusia) atau tempat
lain di tubuh mereka, atau pada akar tanaman tertentu, mengubah nitrogen
menjadi bentuk yang dapat digunakan. Bakteri meletakkan tang dalam yogurt dan
roti asam di penghuni pertama; bakteri membantu untuk menguraikan bahan organik
mati; bakteri membentuk dasar jaringan makanan di banyak lingkungan. Bakteri
semacam itu penting karena fleksibilitas mereka yang ekstrem, kapasitas untuk
pertumbuhan cepat dan reproduksi, dan usia besar - fosil tertua yang dikenal,
hampir 3,5 miliar tahun, adalah fosil bakteri-seperti organisme.
Bakteri
termasuk dalam golongan prokariota yaitu merupakan bentuk sel yang paling
sederhana yang memiliki ukuran dengan diameter dari 1 hingga 10 µm. Ciri yang
membedakan prokariotik dengan eukariotik adalah inti sel di mana sel
prokariotik tidak mempunyai membrane inti sel atau nukleus yang jelas. Bakteri memiliki 2 pembagian struktur
yaitu :
1)
Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis
bakteri)
2) Meliputi: dinding sel, membran
plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan.
3) Struktur tambahan (dimiliki oleh
jenis bakteri tertentu) Meliputi: kapsul, flagelum, pilus(pili),
klorosom, Vakuola gas dan endospora.
a. Ciri-ciri
Bakteri
Bakteri memiliki
ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme
multiselluler
2. Prokariot
(tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya
tidak memiliki klorofil
4. Memiliki
ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki
ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki
bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup
bebas atau parasit
7. Yang
hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut
dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang
hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung
peptidoglikan
b.
Struktur Bakteri
Struktur
bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur
dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur
tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
c.
Struktur dasar sel bakteri
Struktur
dasar bakteri :
1.
Dinding
sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida
(ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila
peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2.
Membran
plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan
fosfolipid dan protein.
3.
Sitoplasma
adalah cairan sel.
4.
Ribosom
adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5.
Granula
penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.
B.
Morfologi
Bakteri
1.
Kokus
Kokus (Coccus: seperti buah beri) berbentuk menyerupai buah beri kecil
apabila dilihat dari bawah mikroskop. Bakteri ini terdapat dalam beberapa pola
atau kelompok yang berbeda. Beberapa kokus yang secara khas hidup
sendiri-sendiri, sedangkan yang lain dijumpai dalam bentuk berpasangan , kubus,
atau rantai panjang, tergantung pada caranya membelah diri yang diikuti dengan
perekatan satu dengan yang lainnya setelah pembelahan.
Kokus yang senantiasa membelah dalam satu bidang, namun tidak memisahkan
diri, sering membentuk rantai kokus, yag merupakan ciri khas dari marga
Streptococcus. Kokus yang membelah dalam tiga bidang yang tegak lurus satu
dengan yang lainnya membentuk suatu kubus. Cara pembelahan ini dijumpai pada
marga Sarcina. Kokus yang membelah dalam dua bidang untuk membentuk empat sel
terdeapat pada marga pediacoccus. Kokus yang membelah dalam dua bidang untuk
membentuk gugusan yang tidak teratur diklasifikasikan dalam marga
Staphylococcus.
Bakteri yang berbentuk kokus bisaanya bulat, ataupun berbentuk oval,
memanjang atau mendatar pada satu sisinya. Apabila bakteri yang berbentuk kokus
ini berkembang biak dengan membelah diri, sel-selnya akan berhimpitan dan tidak
kan memisah. Bakteri yang berbentuk kokus ini masih bisa dibedakan menjadi
beberapa macam, yaitu:
a.
Monokokus (mono = satu),
b.
Diplokokus (diplo = dua, sepasang), yaitu bakteri
bentuk kokus yang berpasang-pasangan, contohnya Streptococcus pneumoniaedahulu
disebut Dipococcus pneumoniae,Streptococcus, yaitu coccus yang bergandengan
satu dengan yang lainnya,
c.
Tetracoccus, yaitu bentuk bakteri coccus yang
mengelaompok empat buah,
d.
Stapilococcus, yaitu bentuk bakteri coccus yang
membnetuk untaian,
e.
Sarcina, yaitu bentuk bakteri coccus hang mengelomok
menyerupai kubus
2. Basil
Basil (artinya batang kecil) adalah bakteri yang bentuknya menyerupai
batang atrau silinder. Basil-basil ini sangat beraneka ragam ukurannya. Tidak
seperti kokus, basil membelah dalam satu bidang. Oleh sebab itu, bakteri ini
mungkin teramati sebagai sel tunggal, berpasangan, atau dalam rantai pendek
maupun rantai panjang (Volk dan Weeler, 1973).
Bakteri berbentuk basil ini menyerupai bentuk batang yang pendek,
silindris, yang mempunyai bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Basil dapat
bergandengan dua-dua yang disebut dipolobasil, dan yang bergandengan panjang
disebut streptobasil. Basil yang terlepas satu dengan yang lain mempunyai ujung
yang tumpul, sedangkan yanmg bergandengan satu dengan yang lainnya mempunyai
ujung yang runcing.
Basilus : Bakteri berbentuk batang
atau silinder. Variasinya :
a. Diplobasilus : Bergandeng dua.
b. Streptobasilus : Bergandeng seperti rantai.
c. Kokobasilus : Batang yang pendek menyerupai coccus.
d. Fusiformis : Kedua ujung batang meruncing
3. Spiral
Ada bakteri yang berbentuk helikoidal, yang berpilin-pilin seperti spiral
dan ada juga yang berbentuk sperti koma, misalnyaVibrio cholerae (Taringan,
1988). Spirochaeta juga merupakian bakteri berbentuk spiral tetapi bedanya
dengan spiril dalam hal kemampuannya untuk melenturkan dan melekuk-lekukkan
tubuhnya sambil bergerak. Gerakan ini dimungkinkan timbul karena kontraksi
benang aksial atau flagelata yang membelit sekitar organisme antara membran
plasma dengan dinding sel (Volk dan Weeler, 1973).
Selain morfologi tubuh bakteri seperti di atas, bakteri juga dapat
dibedakan berdasarkan tipe-tipe koloninya. Setiap jenis bakteri berkoloni dan
membentuk morfologi koloni yang berbeda-beda. Klasifikasi bentuk morfologi
koloni ini dapat dibedakan berdasarkan warna, bentuk, tepian dan elevasi koloni
bakteri tersebut, serta ciri-ciri morfologi yang lainnya.
Spiril (Spirilum) : Bakteri
berbentuk lengkung. Variasinya :
a. Vibrio : Bentuk koma, lengkungnya kecil dari setengah
lingkaran.
b. Spiral : Lengkungnya lebih dari setengah lingkaran
c. Spirokhaeta : Spiral halus, elastis dan fleksibel, dapat bergerak dengan
flagel.
Dalam Hedi Utomo
(1985:66) dalam Utami (2008) disebutkan beberapa ciri-ciri morfologi koloni
bakteri sebagai dasar klasifikasi bakteri berdasarkan morfologi koloninya,
yaitu:
Bentuk,
bentuk-bentuk koloni bakteri antara lain:
a. Bundar
b. Bundar
dengan tepian kerang
c. Bundar
dengan tepian timbul
d. Keriput
e. Konsentris
f. Tak
beraturan dan menyebar
g. Berbenang-benang
h. Bentuk
L
i.
Bundar, tepian menyebar
j.
Rizoid
k. Kompleks
C. Pengertian Sistem Urinaria
Sistem
Urinaria
Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya
proses penyaringan darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan
berupa urine (air kemih).
1) Ginjal
Ginjal adalah
suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di belakang
peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada dinding
belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah
kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya
ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.
a. Fungsi ginjal
a) Memegang
peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun.
b) Mempertahankan
suasana keseimbangan cairan
c) Mempertahankan
keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.
d) Mempertimbangkan
keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.
e) Mengeluarkan
sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari ureum protein
b. Struktur ginjal
Setiap ginjal
terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari
jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan korteks (subtansia
kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis)
berbentuk kerucut yang disebut renal piramid.
Puncak kerucut
tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla
renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah renalis
15-16 buah.
Garis-garis
yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian terkecil
dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti
satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius
(papilla vateri).
Pada setiap
ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat menyaring darah
170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal,
lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul
dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang
bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal
ke vena kava inferior.
c. Fisiologi Ginjal
a) Mengatur volume
air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan oleh
ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar, kekurangan air
(kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi berkurang dan
konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat
dipertahankan relatif normal.
b) Mengatur
keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam
plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi pemasukan/pengeluaran yang
abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan/penyakit perdarahan
(diare, muntah) ginjal akan meningkatkan ekskresi ion-ion yang penting (mis.
Na, K, Cl, Ca dan posfat).
c) Mengatur
keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan, campuran
makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH kurang dari 6 ini
disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak makan sayur-sayuran,
urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8-8,2. Ginjal menyekresi
urine sesuai dengan perubahan pH darah.
d) Ekskresi sisa
hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik, obat-obatan,
hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
e) Fungsi hormonal
dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang mempunyai peranan penting
mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin aldesteron) membentuk
eritripoiesis mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan sel darah
merah (eritropoiesis).
d.
Peredaran
darah ginjal
ginjal mendapat
darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabanganarteri arteri renalis.
Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria
interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata. Arteri interloburalis yang berada
di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan-gumpalan yang
disebut glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi oleh alat yang disebut simpai
bowman. Di sini terjadi penyaringan pertama dan kapiler darah yang meninggalkan
simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.
e.
Persarafan ginjal
Ginjal mendapat
persarafan dari pleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur
jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan
pembu;uh darah yang masuk ginjal. Di atas ginjal terdapat kelenjar suprarenalis,
kelenjar ini merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam hormon yaitu
hormon adrenalin dan hormon kortison. Adrenal dihasilkan oleh medulla.
Abnormalitas
kandungan urine:
a. Glukose
b. Benda-benda
keton
c. Garam empedu
d. Pigmen empedu
e. Protein
f. Darah
g. Beberapa
obat-obatan
2)
Ureter
Terdiri dari 2
saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika
urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga
pelvis
Lapisan dinding
ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan
mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika urinaria). Gerakan
peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam
kandung kemih.
Ureter berjalan
hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh
peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis
renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh
sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Pars
abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang
peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia
subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique,
selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka
eksterna.
Ureter kanan terletak pada
parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah terdapat di kanan bawah dan
disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat apertura pelvis
akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium
dan bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat
apertura pelvis superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan
mesenterium.
Pars pelvis
ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis
sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup
olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di depan arteri
hipogastrikabagian
dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis
media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian
medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
a. Pembuluh darah ureter
1. Arteri renalis
2. Arteri
spermatika interna
3. Arteri
hipogastrika
4. Arteri vesika
inferior
b. Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari
pleksus mesenterikus inferior, pleksus spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti
dari nervus; rantai eferens dan nervus vagusrantai eferen dari nervus torakalis
ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1, dan nervus vagus mempunyai rantai aferen
untuk ureter.
3)
Vesika
Urinaria
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat
mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis
pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang
dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis medius.
4)
Ciri-ciri urine normal
Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda
sesaui jumlah cairan yang dimasukan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau
banyak protain dimakan, sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk
melarutkan ureanya.
a. Warnanya bening oranye
pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jenjot lendir tipis tanpak terapung di
dalamnya.
b.
Baunya tajam.
c.
Reaksinya sedikit asam
terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
d. Berat jenis berkisat dari
1010 sampai 1025
5) Komposisi
urine normal
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium
klorida. Pada seseorang yang menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai
100 gram protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda padat dalam urine
adalah seperti berikut:
a) Air
96%
b) Benda padat
4% (terdiri atas urei 2% dan produk metabolik lain 2%)
Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein.
Berasal dari asam amino yang telah dipindah amonianya di dalam hati dan
mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah
yang normal adalah 30 mg setiap 100 ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari
jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah
adalah 2 sampai 3 mg setiap 100 cm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari
diekskresikan ke dalam urine.
Kretin adalah hasil buangan kreatin dalam
otot. Produk metabolisme lain mencangkup benda-benda purin, oksalat, fosfat,
sulfat, dan urat.
Elektrolit atau garam, seperti
natrium kalsium dan kalium klorida, diekskresikan untuk mengimbangijumlah yang
masuk melalui mulut.
6)
Proses
pembentukan urine
Glomerulus
berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk menampung
hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali
zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke
piala ginjal terus berlanjut ke ureter.
Urine berasal
dari darah yang di bawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri
dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah.
Ada tiga tahap pembentukan urine:
1)
Proses filtrasi
Terjadi di
glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari
permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang
tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida,
sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang diteruskan ke tubulus ginjal.
2)
Proses reabsorpsi
Proses ini
terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat,
dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal oblogator
reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian
bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan
akan diserap kembali ke dalam tublus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara
aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla
renalis.
3)
Proses sekresi
Sisanya
penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala
ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
D.
Kelompok
Bakteri Yang Terdapat Pada Sistem Urinaria
Bakteri
yang terdapat pada sistem urinaria yaitu :
2. Enterobacteriaceae
3. basil gram negative non fermented
4. Staphylococcus sp.
5. Lactobacillus sp.
6. Corynebacterium sp.
7. Propionibacterium sp
E.
Penggolongan Bakteri Yang Terdapat
pada Kelompok Bakteri Urinaria
Penggolongan bakteri yang terdapat pada keolompok bakteri
urinaria yaitu :
Klasifikasi
bakteri
Domain : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriacease
Genus : Echerichia
Spesies : E.coli
Escherichia
coli, atau biasa
disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich
ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi
beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang
serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang
dihasilkan bernama verotoksin.
Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein.
Manfaat
Bakteri E. Coli yang berada di dalam usus besar manusia berfungi untuk
menekan pertumbuhan bakteri jahat, dia juga membantu dalam proses pencernaan
termasuk pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar. Fungsi utama yang lain
dari E. Coli adalah Bakteri Escherichia Coli membantu memproduksi vitamin K
melalui proses pembusukan sisa makan. Vitamin K berfungsi untuk pembekuan
darah misalkan saat terjadi perdarahan seperti pada luka/mimisan vitamin K bisa
membantu menghentikannya.
Bahaya
Dalam jumlah yang berlebihan bakteri E. Coli dapat
mengakibatkan diare, dan bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang
lain dapat menginfeksi. Seperti pada saluran kencing, jika bakteri E. Coli
sampai masuk ke saluran kencing dapat mengakibatkan infeksi saluran
kemih/kencing, umumnya terjadi pada perilaku sek yang salah juga resiko tinggi
bagi wanita karena posisi anus dan saluran kencingnya cukup dekat sehingga
kemungkinan bakteri menyebrang cukup besar tepatnya ketika membersihkan anus
setelah BAB (Buang Air Besar) untuk itu arahkan air juga tangan ke arah
belakang saat membersihkan anus jangan ke depan agar tidak mengkontaminasi
saluran kencing.
2. Enterobacteriaceae
Klasifikasi
ilmiah
Kingdom : Bakteri
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo :
Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Enterobacteriaceae termasuk dalam famili bakteri, sebagian besar lebih
dikenal bersifat patogen, seperti Salmonella dan Eschericia
coli. Ilmu genetika menempatkan Enterobacteriaceae di
antara Proteobacteria , dan mereka memberikan perintah mereka sendiri
(Enterobacteriales), meskipun hal ini kadang-kadang diambil untuk memasukkan
beberapa sampel lingkungan terkait.
3. basil gram negative non fermented
Bakteri
yang tergolong dalam bakteri basil gram negative non fermented yaitu, Salmonella,
Shigella, Proteus, Yersinia, dan Edwardsiella.
Salmonella
sp.
Klasifikasi Ilmiah
Kerejaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Family : Enterobakteriales
Genus : Salmonella
Salmonella adalah suatu genus
bakteri
enterobakteria
gram-negatif
berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid,
paratifod,
dan penyakit foodborne.
Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen
sulfida.
Salmonella
merupakan bakteri Gram negatif berbentuk
batang fakultatif. Genus Salmonella
dinamai oleh seorang ahli patologi hewan Amerika yang bernama Daniel
Elmer Salmon, namun Theobald
Smith adalah penemu sebenarnya dari jenis bakteri
(Salmonella
enterica
var. choleraesuis) pada 1885, yang menyebabkan
penyakit enterik
pada babi.
Shigella
Klasifikasi Ilmiah
Kerejaan :
Bacteria
Filum :
Proteobacteria
Kelas :
Gamma
Proteobakteria
Ordo :
Enterobakteriales
Family :
Enterobakteriaceae
Genus :
Shigella
Shigella adalah genus
dari Gram-negatif, non-motil,
bakteri
endospor
berbentuk-tongkat yang berhubungan dekat dengan Escherichia
coli dan Salmonella.
Shigella merupakan penyebab dari penyakit shigellosis
pada manusia, selain itu, Shigella juga menyebabkan penyakit pada primata
lainnya, tetapi tidak pada mamalia lainnya.
Proteus
sp.
Klasifikasi Ilmiah
Domain : Bakteri
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo :
Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Proteus
Spesies : Proteus vulgaris
Proteus
morganii
Proteus mirabilis
Proteus
rittgeri.
Proteus spp. termasuk dalam famili enterobakteriaceae,
bakteri bentuk batang, gram negatif, tidak berspora, tidak berkapsul, flagel
peritrik, ada yang cocobacilli, polymorph, berpasangan atau membentuk rantai,
kuman ini berukuran 0,4-0,8 x 1.0-0,3 mm. Bakteri proteus sp. Termasuk dalam
bakteri non fruktosa fermenter, bersifat fakultatif aerobe/anaerob.
Yersinia
enterocolitica
Klasifikasi Ilmiah
Kerejaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma
Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Yersinia
Spesies : Y. enterocolitica
Yersinia enterocolitica
adalah spesies
bakteri
gram-negatif,
tidak menghasilkan spora,
fakultatif anaeobik, yang termasuk ke dalam golongan Enterobacteriacea.
Pada suhu 20-25 °C, bakteri ini dapat bergerak (motil), namun pada suhu
37 °C tidak terjadi pergerakan. Sebagian galur
(strain) dari bakteri ini merupakan patogen
penyebab penyakit
yang penyebarannya terjadi melalui makanan,
seperti daging babi
dan susu.
Selain melalui makanan, bakteri ini juga menyebar melalui minuman dan dapat
ditemukan pada permukaan air
dan sistem pembuangan air. Y. enterocolitica dapat beradaptasi dengan suhu
dingin dan bahkan tetap bermultiplikasi (memperbanyak diri) pada suhu
4 °C. Infeksi Y. enterocolitica pada sistem gastrointestinal
dapat menyebabkan enterokolitis,
limfadenitis,
serta gastroenteritis.
Gejala yang timbul akibat infeksi
Y. enterocolitica adalah diare
yang diikuti demam,
muntah,
dan sakit perut
(abdominal).
Edwardsiella
Klasifikasi Ilmiah
Kerejaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma
Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Edwardsiella
Edwardsiella
Tarda dikenal sebagai penyakit utama pada budidaya
catfish di USA. Edwardsiella tarda tidak memproduksi endotoxin seperti
umumnya bakteri gram negative lainnya, tetapi menghasilkan 2 exotoxin yang
dapat menyebabkan lesi. Bakteri ini berbentuk batang pendek, gram negative, non
acid fast, motil, tidak membentuk spora dan tidak membentuk kapsul. Edwardsiella
tarda tumbuh optimum pada suhu 25-300C dengan masa inkubasi
selama 24-48 jam dan tidak tumbuh pada suhu dibawah 100C dan diatas 400C.
Sebuah genus dari
Gram-negatif, anaerob
fakultatif, bakteri berbentuk batang dari keluarga Enterobacteriaceae, mereka kadang-kadang patogen oportunistik manusia.
Ketiga spesies:
1. hoshinae, spesies motil
itu, terisolasi dari
hewan dan manusia, tidak menghasilkan
indole.
2. ictaluri, spesies nonmotile
yang tidak menghasilkan indole, dan terjadi sebagai patogen ikan lele.
E. tarda, juga dikenal sebagai Edwardsiella anguillimortifera, spesies yang menghasilkan indole, biokimia mirip
dengan Escherichia coli. Ini biasanya ditemukan pada
hewan air dan reptil, dan ditemukan dalam saluran usus ular dan
anjing laut. Hal ini kadang-kadang
diisolasi dari urin, darah, dan kotoran
manusia, dan telah diketahui menyebabkan gastroenteritis dan luka infeksi.
Di India, telah ditemukan pada anak-anak dengan diare.
4. Staphylococcus sp.
Klasifikasi
Ilmiah
Kingdom :
Monera
Divisio : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphilococcus
Species : Staphilococcus aureus
Divisio : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphilococcus
Species : Staphilococcus aureus
Staphylococcus
adalah kelompok dari bakteri-bakteri, secara akrab dikenal sebagai Staph, yang
dapat menyebabkan banyak penyakit-penyakit sebagai akibat dari infeksi beragam
jaringan-jaringan tubuh. Bakteri-bakteri Staph dapat menyebabkan penyakit tidak
hanya secara langsung oleh infeksi (seperti pada kulit), namun juga secara
tidak langsung dengan menghasilkan racun-racun yang bertanggung jawab untuk
keracunan makanan dan toxic shock
syndrome.
Staphylococcus aureus
(S. aureus) adalah bakteri gram positif
yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora
dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter
sekitar 0,8-1,0 µm. S. aureus tumbuh dengan optimum pada suhu
37oC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. S. aureus merupakan mikroflora normal manusia.
Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit.
Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada
individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan
sebagai karier. Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah
karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan
menggunakan steroid
atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang.
5. Lactobacillus sp.
Klasifikasi ilmiah
Kerejaan : Bacteria
Devisi : Firmicutes
Kelas : Bacili
Ordo :
Lactobacilales
Family : Lactobacilaceae
Genus : Lactobacillus
Lactobacillus adalah genus
bakteri
gram-positif,
anaerobik
fakultatif atau mikroaerofilik.
Genus bakteri ini membentuk sebagian besar dari kelompok bakteri asam laktat,
dinamakan demikian karena kebanyakan anggotanya dapat mengubah laktosa
dan gula
lainnya menjadi asam laktat. Kebanyakan dari
bakteri ini umum dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Dalam manusia, bakteri ini
dapat ditemukan di dalam vagina
dan sistem pencernaan,
dimana mereka bersimbiosis dan merupakan sebagian
kecil dari flora usus.
Banyak spesies dari Lactobacillus memiliki kemampuan membusukkan materi
tanaman yang sangat baik. Produksi asam laktatnya membuat lingkungannya
bersifat asam dan mengganggu pertumbuhan beberapa bakteri merugikan. Beberapa
anggota genus ini telah memiliki genom
sendiri.
6. Corynebacterium sp.
Klasfikasi ilmiah
Kerejaan : Bacteria
Filum : Actinobacteria
Ordo : Actinimycetales
Family : Corynebacteriaceae
Genus : Corinebacterium
Spesies : C. diphtheria
Corynebacterium diphtheriae
adalah bakteri
patogen yang menyebabkan difteri. Bakteri ini dikenal juga sebagai basillus Klebs-Löffler karena
ditemukan pada 1884
oleh bakteriolog Jerman,
Edwin Klebs (1834-1912) dan Friedrich Löffler
(1852-1915).
C. diphtheriae adalah makhluk anaerobik
fakultatif dan Gram positif, ditandai dengan tidak berkapsul, tidak
berspora, tak bergerak, dan berbentuk batang 1 hingga 8 µm dan lebar 0,3 hingga
0,8 µm. Pada kultur, kelompok bakteri ini akan berhubungan satu sama lain dan
membentuk seperti huruf Tionghoa.
Banyak strain C. diphtheriae yang memproduksi racun difteri, sebuah
eksotoksin protein, dengan berat molekul 62 kilodalton.
Ketidakaktifan racun dengan serum antiracun merupakan dasar dalam vaksinasi
antidifteri. Tdiak semua strain berbahaya. Produksi racun akan terjadi bila
bakteri dinfeksi oleh sebuah bakteriofaga.
Terdapat tiga subspesies yang dikenal yakni: C. diphtheriae mitis,
C. diphtheriae intermedius, dan C. diphtheriae gravis. Ketiganya
berbeda pada kemampuan untuk mengolah zat gizi tertentu. Semuanya dapat menjadi
berbahaya yang menyebabkan difteri atau tidak berbahaya sama sekali pada
manusia.
Bakteri ini peka pada sebagian besar antibiotika,
seperti penisilin,
ampisilin, sefalosporin,
kuinolon, kloramfenikol, tetrasiklin, sefuroksim dan trimetrofim.
7. Neisseria sp
Klasifikasi Ilmiah
Kerejaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Beta proteobacteria
Ordo : Niesseriales
Family : Niesseriaceae
Genus : Niesseria
Spesies : N. meningitides
Neisseria meningitidis
adalah bakteri
gram-negatif
penyebab penyakit
meningitis
dan meningococcemia.
Bakteri ini pertama kali diisolasi pada tahun 1887. Karakteristik dari N.
meningitidis adalah aerobik dan berbentuk diplokokus. Bakteri ini dapat
menghasilkan kapsul polisakarida dan enzim
oksidase.
Penyebaran bakteri ini umumnya melalui pernapasan
atau respirasi. Endotoksin yang dihasilkan N.
meningitidis dapat masuk ke dalam pembuluh
darah dan menyebabkan pendarahan akibat kerusakan
pembuluh darah. Untuk mengatasi infeksi bakteri ini, dapat digunakan antibiotik
penisilin
atau sefalosporin.
8. Propionibacterium sps
Bakteri
Propionibacterium
skermanisi berperan dalam pembuatan keju.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bakteri (dari
kata Latin bacterium;
jamak: bacteria) adalah
kelompok organisme yang
tidak memiliki membran inti sel.Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan
berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam
kehidupan di bumi.
Bentuk bakteri ada 3 macam yaitu : kokus, basil dan spiral.
Bakteri (dari
kata Latin bacterium;
jamak: bacteria) adalah
kelompok organisme yang
tidak memiliki membran inti sel.Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan
berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam
kehidupan di bumi.
Bakteri yang terdapat pada sistem
urinaria yaitu : Escherichia coli,
Enterobacteriaceae,
basil gram negative non fermented,
Staphylococcus sp.,
Lactobacillus sp.,
Corynebacterium sp.,
Propionibacterium sp.
B.
Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat
mengetahui dan memahami bakteri yang terdapat pada sitem urinaria dan
penggolongannya.
0 Response to "Makalah KELOMPOK BAKTERI YANG TERDAPAT PADA SISTEM URINALIA"
Post a Comment