Makalah HDL-KOLESTEROL (High Density Lipoprotein)

Makalah HDL-KOLESTEROL (High Density Lipoprotein)


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Lipid adalah salah satu kelompok senyawa yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Sifat umum lipid adalah tidak dapat larut dalam air tetapi larut dalam satu atau lebih zat pelarut organik. Di dalam tubuh lipid berfungsi sebagai sumber energi yang efisien baik secara langsung maupun potensial.

Di dalam darah lipid terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas yang berasal dari makanan dan disintesis lemak endogen. Lipid tidak larut dalam lemak oleh sebab itu harus terikat pada protein (dalam bentuk lipoprotein) agar dapat diangkut dalam peredaran darah.

Ukuran lipoprotein berbeda-beda. Yang lebih kecil disebut lipoprotein dengan daya larut rendah LDL (Low Density Lipoprotein) atau lipoprotein dengan daya larut sangat rendah VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Molekul ini mengangkut lemak dari hati kebagian tubuh lain. Terlalu banyak LDL atau VLDL dapat menyebabkan lemak menumpuk di dinding pembuluh nadi. Penyempitan ini dapat menyebabkan pengiriman oksigen ke otot jantung berkurang, dengan akibat serangan jantung.

Lipoprotein yang lebih besar disebut lipoprotein dengan daya larut tinggi (High Density Lipoprotein). HDL dianggap sebagai lipoprotein yang ‘baik’ karena mengeluarkan lemak dari pembuluh darah dan mengembalikannya ke hati untuk diproses lagi. Kadar HDL yang tinggi melindungi kita dari penyakit jantung.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian kolestrol?

2.      Apa pengertian HDL (High Density Lipoprotein)?

3.      Bagaimana mekanisme kerja HDL (High Density Lipoprotein)?
4.      Bagaimana tinjauan umum pemeriksaan HDL (High Density Lipoprotein)?
5.      Berapa kadar normal HDL (High Density Lipoprotein)?
6.      Apa penyebab kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) rendah?
7.      Bagaimana cara meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein)?
8.      Bagaimana interprestasi hasil?


C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian kolesterol.

2.      Untuk mengetahui pengertian HDL (High Density Lipoprotein).

3.      Untuk mengetahui mekanisme kerja HDL (High Density Lipoprotein).

4.      Untuk mengetahui tinjauan umum pemeriksaan HDL (High Density Lipoprotein).

5.      Untuk mengetahui kadar normal HDL (High Density Lipoprotein).

6.      Untuk mengetahui penyebab kolesterol HDL (High Density Lipoprotein).

7.      Untuk mengetahui cara meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein).

8.      Untuk mengetahui interprestasi hasil.



BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian Kolesterol

Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh. Kolesterol juga merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kolesterol yang kita butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood). Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung dan stroke.

Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang "baik" karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.

Dilihat dari struktur kimianya, kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks. Sebagian besar kolesterol yang beredar dalam tubuh manusia dihasilkan dari dalam tubuh (di hati), mencapai 80% dari total kolesterol. Sisanya (20%) diperoleh dari makanan. Meski tampak "jahat" sebenarnya kolesterol memiliki banyak kegunaan dalam tubuh, di antaranya membuat hormon seks, membentuk dinding sel dan lain-lain.

Kolesterol tidak larut dalam cairan darah. Untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein. Lipoprotein dapat dianggap sebagai 'pembawa' (carier) kolesterol dalam darah

Jumlah kolesterol yang ada di tubuh kita harus seimbang dengan kebutuhan. Dengan begitu tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi bila jumlahnya berlebihan, salah satunya akibat terlau sering makan makanan mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah akan meningkat.


B.     Pengertian HDL (High Density Lipoprotein)

High-Density Lipoprotein (HDL) merupakan salah satu dari lima kelompok utama Lipoprotein yaitu : kilomikron, VLDL, IDL, LDL, dan HDL, yang memungkinkan tranportasi lemak seperti kolesterol dan trigliserida sekitar sel, termasuk darah. Kolesterol HDL juga dikenal dengan kolesterol “baik”.

Kadar kolesterol merupakan ukuran penting kesehatan Antung, yaitu dengan menurunkan kolesterol, akan tetapi penting untuk diingat bahwa meningkatkan kolesterol HDL dapat mengurangi resiko penyakit jantung.

Kolestrol HDL disebut lemak yang baik karena bisa membersihkan dan mengangkut timbunan lemak dari dinding pembuluh darah ke hati. Kolestrol HDL yang ideal harus lebih tinggi dari 40 mg/dl untuk laki-laki, atau di atas 50 mg/dl untuk perempuan.

Penyebab kolestrol HDL yang rendah adalah kurang gerak badan, terlalu gemuk, serta kebiasaan merokok. Selain itu hormon testosteron pada laki-laki, steroid anabolik, dan progesteron bisa menurunkan kolesterol HDL, sedangkan hormon estrogen perempuan menaikkan HDL.


C.    Mekanisme Kerja HDL (High Density Lipoprotein)

HDL merupakan salah satu dari tiga komponen lipoprotein, kombinasi lemak dan protein, mengandung kadar protein tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein dan terdapat pada plasma darah, disebut juga lemak baik yang membantu mengurangi penimbunan plak pada pembuluh arteri. Endapan atherosklerotik yang mengandung kolesterol dan lemak bersifat tidak stabil dan mudah pecah. Pada saat plak pecah, akan terbentuk luka terbuka pada dinding arteri. Luka terbuka dapat menyebabkan darah dan protein menutup bagian terbuka dan membentuk gumpalan darah yang disebut thrombus. Gumpalan tersebut dapat membesar dan menutup lubang arteri dan menghentikan aliran darah ke jantung atau otak. Bila pembuluh darah arteri tersumbat ke jantung maka dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner.

HDL-kolesterol sering disebut sebagai kolesterol baik karena dalam operasinya HDL membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. HDL ini mempunyai kandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi atau lebih berat dan mampu membawa kelebihan kolesterol jahat di pembuluh arteri untuk diproses dan dibuang. HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan mencegah terjadinya atherosklerosis.

Peranan HDL atau Lipoprotein berkepadatan tinggi, yang berperan sebagai pembersih lemak di dalam aliran darah, dan merupakan kunci bagi pengangkutan kolesterol LDL itu, tampaknya memang sangat berguna untuk membantu mencegah timbulnya penyakit jantung. Dewasa ini telah diketahui bahwa seorang penderita dengan kadar kolesterol darah yang tinggi, tidak akan jatuh lagi ke dalam risiko yang dapat membahayakan keselamatan hidupnya, terlebih bila ia cukup memperoleh HDL.


D.    Tinjauan Umum Tentang pemeriksaan HDL (High Density Lipoprotein

Prinsip kerja HDL metode langsung

Kilomikron, VLDL dan LDL dihancurkan secara khusus melalui reaksi enzimatik. Kolesterol yang tertinggal dari fraksi HDL diukur melalui reaksi enzimatik khusus oleh adanya surfactant spesifik HDL. Kombinasi ini membuat lebih spesifik untuk HDL dari metode lain. 

Cara kerja HDL metode langsung (manual)

Disiapkan 3 tabung reaksi untuk blanko reagen (RB), sampel,dan standar. Kemudian pada tabung pertama dipipet 10 µl aquadest dan 750 µl reagen 1 (R1) campur dengan hati-hati, inkubasi 5 menit pada suhu 37˚C. setelah itu tambahkan dengan reagen 2 (R2) sebanyak 250 µl, campur dengan hati-hati kemudian inkubasi selama 5 menit. Selanjutnya pada tabung kedua dipipet standar sebanyak 10 µl dan reagen 1 (R1) sebanyak 750 µl kemudian campur dengan hati-hati, inkubasi selama 5 menit pada suhu 37˚C. Setelah diinkubasi tambahkan reagen 2 (R2) sebanyak 250 µl, campur dengan hati-hati kemudian inkubasi selama 5 menit pada suhu 37˚C. dan yang terakhir pada tabung ketiga, dipipet sampel sebanyak 10 µl dan reagen 1 (R1) sebanyak 750 µl kemudian dicampur dengan hati-hati, diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37˚C. Setelah diinkubasi ditambahkan reagen 2 (R2) sebanyak 250 µl, campur dengan hati-hati kemudian diinkubasi selama 5 menit pada suhu 37˚C. Setelah ketiga tabung diinkubasi selama 5 menit, dibaca blanko, standar dan sampel berurutan pada panjang gelombang 578 nm.

Prinsip kerja Humastar 300 (Otomatik)

Humastar 300 sebagai alat full otomatik untuk pemeriksaan kimia klinik. Karena pada alat ini kita hanya memasukkan reagen dan sampel,seterusnya alat akan bekerja sendiri mulai dari pemipetan sampai hasil pengukuran. Alat ini dihubungkan dengan system komputer dimana alat ini akan bekerja sesuai dengan perintah yang kita catat dikomputer.

Komputer adalah otak dari alat ini. Ketika akan melakukan pengukuran suatu parameter,maka alat ini hanya bekerja untuk parameter itu. Proses pemipetan sampel dan reagen telah terprogram didalam memori untuk setiap pengukuran pararneter tertentu sam halnya dengan alat semi otomatik, alat ini juga mempunyai mekanisme perubahan sinar dari polikromatik menjadi monokromatik sehingga konsentrasi suatu zat yang diukur dapat ditentukan seperti pada alat semi otomatik.

Prinsip kerja HDL metode tidak langsung
Dengan pemberian phosphotungstat acid dan ion magnesium kedalam sampel maka kilomikron, VLDL dan LDL mengendap (presipitasi).
Serum + HDL separating reagent → sentrifuge → HDL fraksi (supernatan) + kilomikron, VLDL, LDL, fraksi (presipitasi) Setelah dipusingkan dalam supernatan hanya terdapat HDL yang kadar kolesterolnya ditentukan dengan metode kalorimetrik enzimatik.

Cara kerja HDL metode tidak langsung
Disiapkan 3 tabung reaksi untuk presipitasi, blanko dan sampel, kemudian dipipet 250 µl sampel lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan reagen presipitasi HDL sebanyak 500 µl, setelah itu dicampur dan dibiarkan selama 10 menit pada suhu 37˚C lalu disentrifus dengan kecepatan 10000 rpm selama 2 menit. Kemudian diambil supernatan sebanyak 100 µl lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain kemudian ditambahkan reagen kolesterol sebanyak 1000 µl kemudian campur lalu diinkubasi pada suhu 37˚C selama 10 menit lalu standar dan sampel terhadap blanko reagen dibaca pada photometer dalam waktu 6 menit dengan panjang gelombang 546 nm. 

Prinsip kerja photometer sumifin 1904 C
Alat ini mempunyai prinsip kerja yang sama dengan photometer 4020 yaitu larutan sampel yang dimasukkan pada alat akan masuk pada suatu ruang dimana sinar monokromatik yang diserap oleh larutan sampel adalah sebanding dengan zat yang akan diukur dalam sampel itu. Selanjutnya ke detektor dan dicatat hasilnya hingga muncul pada layar alat.


Kalibrasi photometer Sumifin-1904 C

Tes tertentu memerlukan kalibrasi dengan suatu standar atau lebih. Kalibrasi dapat dapat diprogram untuk metode pengukur endpoint maupun twopoint. Pada metode endpoint, kalibrasi dapat dilakukan dengan ataupun tanpa reagen blanko dan sampel sedangkan metode twopoint hanya dapat dilakukan dengan atau tanpa reagen blanko. Kalibrasi Berdasarkan standar dapat dilakukan dengan melihat stabilitas reagen, batch reagen, serta jenis tes. Di dalam menjalankan kalibrasi berdasarkan standar dapat dilakukan 3 langkah, yaitu:

1.      Memprogram kalibrasi

2.      Pengukuran kalibrasi

3.      Mendaftarkan kaibrasi


E.     Kadar Normal HDL

Kadar normal HDL sebagai berikut:

·         Di bawah 40 mg/dL dianggap rendah (buruk) bagi laki-laki

·         Di bawah 50 mg/dL dianggap rendah (buruk) bagi perempuan.

·         50 sampai 59 mg/dL dianggap sedang.

·         Di atas 60 mg/dL dianggap baik



F.     Penyebab Kolesterol HDL Rendah

Kolesterol turut beredar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Kadar kolesterol HDL yang terlalu rendah yang diiringi kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat memicu pembentukan plak dalam arteri.

Plak di arteri berpotensi menghambat aliran darah ke semua organ, termasuk jantung, ginjal, dan otak.

Beberapa hal yang menyebabkan seseorang memiliki tingkat HDL terlalu rendah adalah merokok, obesitas, dan kurang olahraga.

Berikut adalah tanda dan gejala yang timbul akibat rendahnya kadar kolesterol HDL dalam darah.

1.      Peradangan

Kadar kolesterol HDL yang terlalu rendah bisa menghambat proses pembuangan LDL dalam darah.

LDL yang tidak terkendali akan memicu pembentukan plak dalam arteri dan menghambat oksigenasi darah.

Menurut Mayo Clinic, LDL yang terakumulasi di dinding pembuluh darah bisa menyebabkan peradangan (inflamasi).
2.      Pembuluh Darah Pecah
Setelah pembuluh darah meradang, dan tingkat HDL tetap rendah, sel darah merah dan putih mulai terjebak di daerah yang meradang dan tidak dapat mengalir lancar ke organ lain dan bagian tubuh yang membutuhkan.
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan pembuluh darah pecah. Pembuluh darah pecah akan memicu pendarahan internal.
3.      Aterosklerosis
Tingkat HDL yang tidak kunjung naik akan membuat LDL terus membentuk plak dalam arteri.
Seiring waktu, tidak hanya plak, tapi arteri lama-kelamaan akan mengalami aterosklerosis atau pengapuran. Kondisi ini akan memperparah penyumbatan arteri.
Menurut American Heart Association, aterosklerosis juga dapat menyebabkan beberapa kondisi lain seperti gagal ginjal, gagal jantung, dan serangan jantung.
4.      Disfungsi Ereksi
Seiring menurunnya aliran darah akibat terjadinya penyumbatan, banyak organ dalam tubuh menderita, termasuk alat kelamin laki-laki.
Menurut American Heart Association, menurunnya aliran darah ke organ vital laki-laki dapat memicu disfungsi ereksi.

G.    Cara Meningkatkan HDL

Cara meningkatkan HDL yaitu dengan cara :

1.      Berat Badan Sehat

Ada banyak sekali alasan mengapa Anda harus menjaga serta memiliki berat badan yang sehat, salah satu cara meningkatkan HDL Anda. Kabar baiknya adalah bahwa dengan kehilangan meskipun beberapa kilogram, Anda dapat meningkatkan tingkat HDL Anda. Jika Anda kelebihan berat badan pada rata-rata, Anda dapat meningkatkan kolesterol sebesar 0,35 mg / dL untuk setiap 2 kilogram berat badan Anda. Itu berarti sekitar 1 mg / dL untuk setiap 6 kilogram.

2.      Makanan Sehat

Pola makan yang sehat, rendah lemak dan kaya serat akan sangat bermanfaat dalam mempertahankan kadar kolesterol sehat. Tidak lebih dari 25 dan 35 persen dari total kalori harian harus berasal dari lemak, lemak jenuh sebaiknya dihitung kurang dari 7 persen dari jumlah ini. Jika Anda bertanya-tanya apa yang harus saya makan untuk menurunkan kolesterol LDL dan meningkatkan HDL, maka itu adalah makanan tinggi serat (serat larut) seperti havernut dan oat bran, kacang-kacangan seperti almond dan kenari, serta makanan yang kaya omega-3 dan asam lemak esensial.

3.      Latihan

Sekitar dua bulan latihan aerobik teratur dapat membantu untuk meningkatkan kolesterol HDL sekitar 5 persen, pada orang yang sehat. Berjalan cepat selama 30 menit setiap hari, atau setidaknya lima kali seminggu, sebagai bentuk lain dari latihan aerobik seperti menyapu, berlari, berenang, bersepeda dan bermain basket juga bekerja. Kuncinya adalah untuk meningkatkan denyut jantung Anda dan bekerja sampai berkeringat.

4.      Berhenti Merokok dan Batasi Konsumsi Alkohol:
Salah satu faktor besar yang merusak HDL adalah merokok. Tidak hanya merokok kolesterol HDL akan rendah, bahkan dapat menyebabkan perubahan kimia. Meskipun mungkin tidak mudah, jika Anda merokok, Anda harus berhenti. Dengan berhenti, Anda dapat meningkatkan HDL dengan cepat, hingga 10 persen. Jika Anda serius tentang kesehatan Anda, Anda harus membatasi konsumsi alkohol.

H.    Interprestasi Hasil

Kadar HDL yang direkomendasikan menurut American Heart Association, adalah sebagai berikut :
No
Tingkat
Tingkat mmol / L
Interprestasi
1
<40 untuk pria, <50 untuk wanita
<1,03
Kolestrol HDL rendah resiko untuk penyakit jantung
2
40-59
1,03-1,55
Tingkat HDL medium
3
<60
<1,55
Tingkat, HDL yang tinggi, kondisi optimal dianggap protektif terhadap penyakit jantung





BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol dan trigliserida.

High-Density Lipoprotein (HDL) merupakan salah satu dari lima kelompok utama Lipoprotein yaitu : kilomikron, VLDL, IDL, LDL, dan HDL, yang memungkinkan tranportasi lemak seperti kolesterol dan trigliserida sekitar sel, termasuk darah. Kolesterol HDL juga dikenal dengan kolesterol “baik”.

Kadar normal HDL sebagai berikut: Di bawah 40 mg/dL dianggap rendah (buruk) bagi laki-laki, di bawah 50 mg/dL dianggap rendah (buruk) bagi perempuan. 50 sampai 59 mg/dL dianggap sedang. Dan di atas 60 mg/dL dianggap baik.

Penyebab kolesterol rendah yaitu karena adanya peradangan, pembuluh darah pecah, aterosklerosis, dan disfungsi ereksi. Sedangkan cara untuk meningkatkan kadar HDL yaitu dengan berat badan sehat, makanan sehat, latihan, dan berhenti merokok serta meminum alcohol.


B.     Saran

Demikian yang dapat saya tulis mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Semoga makalah ini berguna bagi saya dan khususnya juga untuk para pembaca sebagai pengetahuan terhadap kolesterol bagi tubuh kita.




DAFTAR PUSTAKA

Dali S. Naga. 1992. Pengantar Teori kolesterol.(Jakarta: Besbats)

Lars Heslet.1991.kolesterol(judul asli: cholesterol). Jakarta:Penerbit Kesaint Blanc.

Braverman, E. and Braverman, D.2006. Penyakit Jantung & Penyembuhannya secara Alami. Jakarta: Penerbit PT Bhuana Ilmu Populer.

Soeharto, Iman. 2001. Kolesterol & Lemak Jahat, Kolesterol & Lemak Baik, dan Proses terjadinya Serangan dan Stroke. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Sumardjo, Damin. 2008,.Pengantar Kimia:Buku Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.

Marks, Dawn B,. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar:Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta: EGC.
 

Related Posts:

Makalah Titrasi Pengendapan





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Hal dasar yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi yang menggangu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat AgNO3. Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halida akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43- dan ion arsenat AsO43-.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titrant akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang terbentuk dari reaksi antara analit dan titrant. Endapan dengan kelarutan yang kecil akan menghasilkan kurva titrasi argentometri yang memiliki kecuraman yang tinggi sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan, akan tetapi endapan dengan kelarutan rendah akan menghasilkan kurva titrasi yang landai sehingga titik ekuivalen agak sulit ditentukan. Hal ini analog dengan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa kuat dan anatara asam lemah dengan basa kuat. Untuk lebih jelasnya kita akan membahas lebih lanjut tentang titrasi pengendapan.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan titrasi pengendapan?
2.      Jelaskan factor-faktor yang menpengaruhi kelarutan dalam titrasi pengendapan?
3.      Jelaskan macam-macam metode dalam titrasi pengendapan (argentometri)?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan titrasi pengendapan.
2.      Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dalam titrasi pengendapan.
3.      Untuk mengetahui macam-macam metode dalam titrasi pengendapan.

D.    Manfaat
1.      Sehingga mempermudah mengetahui apa yang dimaksud dengan titrasi penendapan.
2.      Sehingga mempermudah mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dalam titrasi pengendapan.
3.      Sehingga mempermudah mengetahui macam-macam metode dalam titrasi pengendapan.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Titrasi pengendapan
Titrasi pengendapan atau Argentometri adalah penetapan kadar zat yang didasarkan atas reaksi pembentukan endapan dari komponen zat uji dengan titran larutan titer perak nitrat.
Pada argentometri, ion perak memegang peranan penting dalam pembentukan endapan, cara ini dipakai untuk penetapan kadar ion halida, anion yang dapat membentuk endapan garam perak, atau untuk penetapan kadar perak tersebut.
Reaksi yang menghasilkan endapan dapat digunakan untuk analisis secara titrasi jika reaksinya berlangsung cepat, dan kuantitatif serta titik akhir dapat dideteksi. Beberapa reaksi pengendapan berlangsung lambat dan mengalami keadaan lewat jenuh. Tidak seperti gravimetri, titrasi pengendapan tidak dapat menunggu sampai pengendapan berlangsung sempurna. Hal yang penting juga adalah hasil kali kelarutan harus cukup kecil sehingga pengendapan bersifat kuantitatif dalam batas kesalahan eksperimen. Reaksi samping tidak boleh terjadi demikian juga kopresipitasi. Keterbatasan pemakaian cara ini disebabkan sedikit sekali indikator yang sesuai. Semua jenis reaksi diklasifikasi berdasarkan tipe indikator yang digunakan untuk melihat titik akhir.
Berdasarkan jenis indikator dan teknik titrasi yang dipakai, maka titrasi Argentometri dapat dibedakan atas Argentometri dengan metode Mohr, Volhard, atau Fajans. Selain menggunakan jenis indikator di atas, maka kita juga dapat menggunakan metode potensiometri untuk menentukan titik ekivalen.
Indikator K2CrO4 digunakan pada titrasi antara ion halida dan ion perak, dimana kelebiha ion Ag+ akan beraksi dengan CrO42- membentuk perak kromat yang berwarna merah bata (cara Mohr) pada titik ekivalen :
Ekivalen Ag+ = ekivalen Cl-
Indikator ion Fe3+ dapat digunakan pada titrasi antara ion perak dan ion SCN-, dimana kelebihan ion SCN- akan bereaksi dengan ion Fe3+ yang memberikan warna merah. Atau dapat juga digunakan pada titrasi antara ion halida dengan ion perak berlebihan, dan kelebihan ion perak dititrasi dengan ion tiosianat (cara Volhard).

B.     Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Dalam Titrasi Pengendapan
Factor-faktor yang mempengaruhi tirasi pengendapan adalah :
a.       Temperatur, kelarutan bertambah dengan naiknya temperatur.
b.      Sifat pelarut. Garam anorganik lebih larut dalam air, berkurangnya kelarutan di dalam pelarut organik dapat digunakan sebagai dasar pemisahan dua zat.
c.       Efek ion sejenis. Kelarutan endapan dalam air berkurang, jika larutan tersebut mengandung satu dari ion-ion penyusun endapan.
d.      Efek ion-ion lain. Endapan berrtambah kelarutannya bila dalam larutan terdapat garam-garam yang berbeda dengan endapan.
e.       Pengaruh pH. Larutan garam dari asam lemah tergantung pada pH larutan.
f.       Pengaruh hidrolisis. Jika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air, akan menghasilkan perubahan (H+), kation dari spesies garam mengalami hidrolisis sehingga menambah kelarutannya.
g.      Pengaruh kompleks. Kelarutan garam yang sedikit larut merupakan fungsi konsentrasi zat lain yang membentuk kompleks dengan kation garam tersebut.



C.    Macam-macam Metode Dalam Titrasi Pengendapan (Argentometri)
1.      Metode Mohr
Titrasi Mohr terbatas untuk larutan dengan nilai pH antara 6 – 10. Dalam larutan yang lebih basa perak oksida akan mengendap. Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi, karena HCrO4 hanya terionisasi sedikit sekali. Lagi pula hidrogen kromat berada dalam kesetimbangan dengan dikromat :
2H+ + 2CrO42- 2HCrO4 Cr2O72- + H2O
Mengecilnya konsentrasi ion kromat akan menyebabkan perlunya menambah ion perak dengan sangat berlebih untuk mengendapkan perak kromat, dan karenanya menimbulkan galat yang besar. Pada umumnya garam dikromat cukup dapat larut.
Metode Mohr dapat juga diterapkan untuk titrasi ion bromida dengan perak, dan juga ion sianida dalam larutan yang sedikit agak basa. Efek adsorpsi menyebabkan titrasi ion iodida dan tiosianat tidak layak. Perak tak dapat dititrasi langsung dengan ion klorida, dengan menggunakan indikator kromat. Endapan perak kromat yang telah ada sejak awal, pada titik kesetaraan melarut kembali dengan lambat. Tetapi, orang dapat menambahkan larutan klorida standar secara berlebih, dan kemudian menitrasi balik, dengan menggunakan indikator kromat.
Kegunaan metode Mohr yaitu untuk penetapan kadar Klorida atau Bromida. Prinsip penetapannya larutan klorida atau bromida dalam suasana netral atau agak alkalis dititrasi dengan larutan perak nitrat menggunakan indikator kromat. Apabila ion klorida atau bromida telah habis diendapkan oleh ion perak, maka ion kromat akan bereaksi dengan ion perak membentuk endapan perak kromat yang berwarna coklat merah sebagai titik akhir titrasi. Larutan standarnya yaitu larutan perak nitrat menggunakan indikator larutan kalium kromat.
Reaksinya:

NaCl + AgNO --> AgCl (endapan) + NaNO
2AgNO + KCrO (endapan) + 2KNO

Titik akhir titrasi terjadi perubahan warna pada endapan menjadi merah coklat (AgCrO). Titrasi harus dilakukan pada suasana netral atau sedikit alkalis karena:
1)      Dalam suasana asam endapan AgCrO akan larut karena terbentuk perak dikromat (AgCrO)
2)      Dalam suasana basa perak nitrat akan bereaksi dengan ion hidroksida membentuk endapan perak hidroksida
AgNO + NaOH --> AgOH (endapan) + NaNO

Gangguan pada titrasi ini antara lain disebabkan oleh:
1.      Ion yang akan mengendap lebih dulu dari AgCl, misalnya: F, Br, CNSˉ
2.      Ion yang membentuk kompleks dengan Ag, misalnya: CNˉ, NH diatas Ph 7
3.      Ion yang membentuk kompleks dengan Clˉ, misalnya: Hg²
4.      Kation yang mengendapkan kromat, misalnya: Ba²
Hal yang harus dihindari: cahaya matahari langsung atau sinar neon karena larutan perak nitrat peka terhadap cahaya (reduksi fotokimia).




2.      Metode Volhard

Metode Volhard pertama kali diperkenalkan oleh Jacobus Volhard, ahli kimia dari Jerman pada tahun 1874. Dengan metode ini, larutan standar AgNO3 berlebih ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung ion halogen (misalnya Cl-). Kelebihan ion Ag+ dalam suasana asam dititrasi dengan standar garam tiosianat (KSCN atau NH4SCN) menggunakan indikator larutan Fe3+. Sampai titik ekivalen, terjadi reaksi antara titran dan Ag+ membentuk endapan putih. Kelebihan titran menyebabkan reaksi dengan indikator membentuk senyawa kompleks tiosianato ferrat (III) yang berwarna merah.
Kegunaannya untuk penetapan kadar perak atau garamnya, penetapan kadar halida (Cl, Br, I). Prinsip penetapan kadar perak ditetapkan dengan cara titrasi langsung. Larutan standarnya larutan tiosianat (KCSN atau NHCNS). Indikator menggunakan besi (III) amonium sulfat. Titik akhir titrasinya terbentuk kompleks besi (III) tiosianat Fe(CNS)² yang larut, berwarna merah.
Reaksinya:
Ag + NHCNS--> AgCNS (endapan putih) + NH₄⁺
Jika Ag sudah habis, maka kelebihan 1 tetes NHCNS + Fe³ --> Fe(CNS)² + NH₄⁺

Titrasi Ag dengan NH4CNS dengan garam Fe(III) sebagai indikator adalah contoh metode Volhard, yaitu pembentukan zat berwarna di dalam larutan. Selama titrasi, Ag(CNS) terbentuk sedangkan titik akhir tercapai bila NH4CNS yang berlebih bereaksi dengan Fe(III) membentuk warna merah gelap (FeCNS)++. Jumlah thiosianat yang menghasilkan warna harus sangat kecil. Jadi kesalahan pada titik akhir harus sangat kecil, dengan cara mengocok larutan dengan kuat pada titik akhir tercapai, agar Ag yang teradsorpsi pada endapan dapat didesorpsi. Pada metode Volhard untuk menentukan ion klorida, suasana haruslah asam karena pada suasana basa Fe3+ akan terhidrolisis. AgNO3 yang ditambahkan berlebih ke larutan klorida tentunya tidak bereaksi. Larutan Ag tersebut kemudian di titrasi balik dengan menggunakan Fe(III) sebagai indikator, tetapi cara ini menghasilkan suatu kesalahan karena AgCNS kurang larut dibandingkan AgCl. Sehingga : AgCl + CNS- AgCNS + Cl-
Akibatnya lebih banyak NH4CNS diperlukan sehingga kandungan Cl- seakan-akan lebih rendah. Kesalahan ini dapat dikurangi dengan mengeluarkan endapan AgCl sebelum titrasi balik berlangsung atau menambahkan sedikit nitrobenzen, sehingga melindungi AgCl dari reaksi dengan thiosianat tetapi nitrobenzen akan memperlambat reaksi. Hal ini dapat dihindari jika Fe(NO3)3 dan sedikit NH4CNS yang diketahui ditambahkan dulu ke larutan bersama-sama HNO3, kemudian campuran tersebut dititrasi dengan AgNO3 sampai warna merah hilang

3.      Metode Fajans
Titrasi argentometri dengan cara fajans adalah sama seperti pada cara Mohr, hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan dalam cara ini adalah indikator absorbsi seperti cosine atau fluonescein menurut macam anion yang diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merah. pH tergantung pada macam anion dan indikator yang dipakai. Indikator absorbsi adalah zat yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen antara lain dengan memilih macam indikator yang dipakai dan pH. Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl- akan digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan berada pada lapisan sekunder.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Titrasi pengendapan atau Argentometri adalah penetapan kadar zat yang didasarkan atas reaksi pembentukan endapan dari komponen zat uji dengan titran larutan titer perak nitrat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi titrasi pengendapan adalah : suhu, sifat pelarut, ion sejenis, aktivitas ion, pH, hidrolisis, hidroksida logam, dan pembentukan senyawa kompleks.
Macam-macam metode dalam titrasi larutan pengendapan yaitu :
a.       Metode Mohr
Titrasi Mohr terbatas untuk larutan dengan nilai pH antara 6 – 10. Dalam larutan yang lebih basa perak oksida akan mengendap. Dalam larutan asam konsentrasi ion kromat akan sangat dikurangi, karena HCrO4 hanya terionisasi sedikit sekali.
Kegunaan metode Mohr yaitu untuk penetapan kadar Klorida atau Bromida. Prinsip penetapannya larutan klorida atau bromida dalam suasana netral atau agak alkalis dititrasi dengan larutan perak nitrat menggunakan indikator kromat.
b.      Metode Volhard
Metode Volhard pertama kali diperkenalkan oleh Jacobus Volhard, ahli kimia dari Jerman pada tahun 1874. Dengan metode ini, larutan standar AgNO3 berlebih ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung ion halogen (misalnya Cl-). Kelebihan ion Ag+ dalam suasana asam dititrasi dengan standar garam tiosianat (KSCN atau NH4SCN) menggunakan indikator larutan Fe3+.



c.       Metode Fajans
Metode ini dipakai untuk penetapan kadar halida dengan menggunakan indikator adsobsi. Jika AgNO3 ditambahkan ke NaCl yang mengandung zat berpendar fluor, titik akhir ditentukan dengan berubahnya warna dari kuning menjadi merah jingga. Jika didiamkan, tampak endapan berwarna, sedangkan larutan tidak berwarna disebabkan adanya adsobsi indikator pada endapan AgCl. Warna zat yang terbentuk dapat berubah akibat adsorpsi pada permukaan.

B.     Saran
1.      Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami tentang apa yang di maksud dengan titrasi pengendapan.
2.      Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat mengetahui dan memahami factor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan dalam titrasi pengendapan.
3.      Diharapkan kepada mahasiswa agar dapat mengetahui macam-macam metode dalam titrasi pengendapan.




DAFTAR PUSTAKA

Related Posts: